Jakarta, Yudhy.Net – Kasus perselingkuhan antara suami dan istri yang terjadi belakangan ini seharusnya tidak mengejutkan publik. Kebanyakan orang yang melakukan perselingkuhan adalah laki-laki. Banyak diantara mereka yang memilih selingkuh karena perubahan fisik istri setelah menikah.
Namun, realitas perselingkuhan pria tidak hanya sebatas perubahan penampilan fisik wanita. Jadi apa? Berikut rangkumannya seperti dilansir laman Times of India.
1. Carilah validasi
Kenyataan yang lebih meresahkan adalah banyak pria yang melakukan perselingkuhan sebagai bentuk pencarian validasi. Dalam masyarakat di mana makna maskulinitas secara intrinsik terletak pada dinding gambaran kekuatan, kesuksesan, dan pencapaian, para pria ini ingin melihat diri mereka berharga tidak hanya dalam karier profesional mereka tetapi juga dalam kehidupan cinta mereka.
Perselingkuhan adalah cara untuk menentukan nilai dan daya tarik mereka. Perselingkuhan itu sendiri mengisi kekosongan emosional yang besar untuk sementara waktu, baik dalam bentuk penaklukan atau sekadar melalui perasaan bahwa orang lain diinginkan.
2. Kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi
Banyak hipotesis yang menyatakan bahwa pria selingkuh hanya untuk bersenang-senang, namun pengabaian emosional memainkan peran besar dalam alasan pria selingkuh. Seorang pria mungkin mulai selingkuh mungkin karena perasaan ditolak, kurangnya dukungan, kurangnya dukungan emosional dalam suatu hubungan, atau sekadar pengabaian.
Mereka mungkin perlu dipahami, didengar atau divalidasi. Tanpa keintiman emosional dengan pasangan seperti ini, beberapa orang mungkin mencari tempat lain.
3. Istilah rumput tetangga yang baik itu salah!
Sebuah pengalaman baru yang sulit untuk dipahami dan awan penilaian buruk kita terkait dengan alasan pria selingkuh. Beberapa pria disebut selingkuh karena memimpikan sesuatu yang lebih baik, entah itu kekasih baru atau kehidupan baru.
Mentalitas ini, yang sering kali dipicu oleh paparan terus-menerus terhadap orang-orang baru dan kemungkinan-kemungkinan yang dibawa oleh era digital di masa depan, inilah yang mendorong laki-laki untuk mencari hal-hal dan pengalaman baru.
Gagasan bahwa seseorang “lebih baik” daripada apa yang dimilikinya itulah yang berkontribusi terhadap perselingkuhan.
4. Bosan dengan rutinitas
Bertahun-tahun setelah menjalin hubungan, percikan romansa mungkin memudar dan rutinitas lain muncul. Bagi kebanyakan pria, kesibukan sehari-hari yang terus-menerus menyebabkan kegembiraan yang tak terduga atas perselingkuhan. Bukan berarti mereka tidak puas dengan pasangannya, melainkan sensasi dan ketidakpastian baru menjadi menarik kembali. Laki-laki sendiri berbuat curang untuk menghindari hal yang monoton ini, meski hanya untuk sementara.
5. Ada pemikiran yang tidak akan ditemukan istrimu
Terakhir, ada pula penjahat yang berbuat curang karena mengira tidak akan tertangkap. Mungkin mereka mengira pasangannya tidak mengetahuinya, atau mungkin mereka tidak peduli dengan konsekuensi penangkapan ini: impunitas berujung pada perselingkuhan. Hal ini sering terjadi dalam konteks budaya yang lebih luas di mana perselingkuhan diabaikan atau diremehkan, terutama jika “begitulah adanya”. Dalam situasi seperti ini, skenario terburuk perselingkuhan masih jauh, sehingga keputusan yang diambil tampaknya aman.
Ribuan Hektar di PIK Tak Ada Azan, Istrinya Ditipu hingga Mobil Fahri Terbakar. Yang paling tinggi adalah pernyataan Menteri Agama Nasaruddin Umar yang menyebut tidak ada azan di PIK. Yudhy.Net.co.id 22 Desember 2024