Jurnalis Yudhy.Net.com, Endrapta Pramudhiaz melaporkan
Yudhy.Net.COM, JAKARTA – Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menargetkan Indonesia bisa mengekspor beras ke negara tetangga yakni Malaysia.
Indonesia akan mengandalkan Kabupaten Samba di Kalimantan Barat (Kalbar) untuk mengekspor beras ke Malaysia.
Amran yakin Indonesia bisa mengekspor beras ke Malaysia melalui Kabupaten Samba karena daerah tersebut memiliki potensi produksi beras yang sangat besar.
Ada potensi lahan seluas 240 ribu hektar yang bisa dilaksanakan dengan program (aksi) land reform. Dari sana, ia melakukan pendekatan kepada petani di Kabupaten Samba untuk menanam hingga tiga kali.
Amran menjelaskan, dengan estimasi pengelolaan seluas 240 ribu hektare, produksi padi bisa mencapai 2 juta ton dengan indeks tanam tiga kali lipat.
Jumlah tersebut tidak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Kalimantan Barat, namun dapat menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengekspor beras dan memenuhi kebutuhan negara lain.
Dia menjelaskan, jika ada kemungkinan lahan seluas 240 ribu hektare dengan tiga perkebunan, berarti yang bisa digarap sekitar 700 ribu hektare.
Dari 700 ribu hektare lahan yang bisa digarap, minimal hasil padi bisa mencapai 5 ton per hektar, artinya produksinya bisa mencapai 3,5 juta ton padi atau sekitar 2 juta ton beras.
Kebutuhan beras Kalimantan Barat sebanyak 400 ribu, sisanya bisa untuk lokal atau diekspor ke negara tetangga, kata Amran dalam keterangan tertulis, Jumat (22/11/2024). 2024).
“Berbatasan langsung dengan Malaysia dan potensi ekspornya besar. Jadi persawahan di sini perlu kita perbaiki,” lanjutnya.
Amran mengatakan, enam hingga tujuh tahun lalu di Sambas belum ada land reform yang baik, sehingga saat itu terjadi kekurangan beras.
Namun, dia mengatakan keadaan berubah 100 persen setelah sawah tersebut dicetak. Produksi beras mengalami surplus sehingga ia berencana mengekspornya ke Malaysia.
Amran memastikan pemerintah akan membantu petani dengan menyediakan pupuk, benih, dan alat mesin pertanian (ul-santan).
Para petani juga diminta untuk tidak khawatir terhadap ketersediaan pupuk. Agar pekerjaan menjadi lebih mudah dan cepat, aturan-aturan yang dianggap membebani produksi juga dikurangi.
Imran mengatakan, “Kalau mau beli pupuk sekarang, tinggal KTP saja, tidak perlu ribet. Sudah ditandatangani Menteri Pertanian dan akan diberlakukan di seluruh dunia,” kata Imran.
Tak hanya itu, Amran juga mendorong peran generasi baru dalam program Brigade Pangan untuk membangun pertanian Indonesia.