Yudhy.Net, Jakarta – Kolesterol merupakan zat lilin dalam darah yang memiliki fungsi penting dalam tubuh, seperti membangun jaringan baru, memproduksi empedu, dan hormon seks. Namun kadar kolesterol yang terlalu tinggi dapat menyebabkan sejumlah masalah kesehatan serius, termasuk disfungsi ereksi (DE) pada pria. Mengapa tubuh membutuhkan kolesterol?
Menurut Healthians, kolesterol berperan dalam kehidupan seks seseorang dengan membantu produksi hormon seks. Pada wanita, kolesterol mendukung pembentukan hormon estrogen dan progesteron. Pada pria, kolesterol merangsang produksi testosteron.
Tanpa hormon-hormon tersebut, fungsi reproduksi dan pertumbuhan fisik terkait seks, seperti payudara wanita atau bulu tubuh pria, akan menurun.
Medical News Today melaporkan bahwa kolesterol tinggi merupakan faktor risiko yang signifikan untuk beberapa kondisi kesehatan, termasuk DE.
Kolesterol LDL (low-density lipoprotein), yang dikenal sebagai “kolesterol jahat”, dapat menumpuk di arteri dan menyebabkan aterosklerosis, atau penyempitan pembuluh darah. Kondisi ini menghambat aliran darah ke seluruh tubuh, termasuk organ reproduksi sehingga menyebabkan DE.
Disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan seseorang untuk mencapai atau mempertahankan ereksi yang cukup untuk melakukan aktivitas seksual.
Meskipun normal jika terjadi sesekali, DM yang berulang dapat menjadi tanda adanya masalah kesehatan mendasar seperti diabetes, penyakit jantung, tekanan darah tinggi, atau penyakit pembuluh darah. Semua penyakit ini berhubungan dengan kolesterol tinggi.
Menurut British Heart Foundation, kolesterol tinggi dapat disebabkan oleh beberapa faktor, baik yang dapat dikontrol maupun tidak. Faktor yang dapat dikontrol Pola makan yang tidak sehat: Makan terlalu banyak lemak jenuh mengurangi kemampuan hati untuk membuang kolesterol. Kurang olahraga: Gaya hidup yang tidak aktif menurunkan kadar “kolesterol baik” (HDL) dan meningkatkan kadar “kolesterol jahat” (LDL). Merokok: Tar dari rokok dapat membuat kolesterol lebih mudah menempel pada dinding arteri. Faktor di luar kendali usia: Kolesterol cenderung meningkat seiring bertambahnya usia. Jenis Kelamin: Pria lebih rentan terkena kolesterol tinggi dibandingkan wanita. Latar belakang etnis: Kelompok etnis tertentu memiliki risiko lebih tinggi terkena kolesterol jahat.
Kolesterol tinggi sering disebut sebagai “faktor risiko tersembunyi” karena tidak memiliki gejala yang jelas. Namun jika tidak ditangani, kondisi ini dapat menyebabkan komplikasi serius seperti serangan jantung atau stroke.
Gejala yang diamati pada beberapa kasus meliputi: Tendon xanthomas: Pembengkakan pada sendi, lutut, atau tendon Achilles yang disebabkan oleh kolesterol. Xanthelasma: Papula kolesterol kuning kecil di dekat sudut dalam mata. Lengkungan kornea: Cincin putih lembut di sekitar iris mata.
Karena kolesterol tinggi jarang menimbulkan gejala, penting untuk melakukan tes rutin untuk memantau kadar kolesterol darah.
Setelah Anda mengetahui kadar kolesterol Anda, tindakan pencegahan atau pengobatan dini dapat dilakukan untuk menghindari komplikasi serius.