Yudhy.Net, Ratih Ibrahim, psikolog kesehatan yang berbasis di Jakarta mengungkapkan, dampak kecanduan judi online dapat menyebabkan rusaknya hubungan keluarga.
Korban judi internet yang menanyainya seringkali datang karena memiliki kewajiban keluarga akibat terlilit hutang atau khawatir akan rusaknya hubungan keluarga.
“Dari sepuluh yang datang, hanya satu atau dua yang datang sendiri,” kata Rate, “Sisanya dibawa oleh keluarga karena diultimatum oleh keluarga.”
Rateh melanjutkan mengutip Antara: “Jika tidak ikut berobat (maka) cerai, cabut akta kelahiran, hentikan tanggung jawab, tandatangani, notariskan, hakimi, dan putuskan hubungan keluarga.”
Korban perjudian internet sebagian besar berada pada usia produktif, yaitu sekitar 18-23 tahun dan 40 tahun ke atas. Para korban umumnya mengeluhkan rusaknya hubungan keluarga dan kurangnya dukungan untuk mengambil keputusan terkait perjudian online.
Para korban perjudian online juga mengalami tekanan finansial karena tagihan hutang yang terus menghantui mereka, membuat mereka cemas, depresi dan bahkan orang-orang di sekitar mereka.
“Namun di sisi lain ada rasa semangat untuk terus berjudi,” kata Rate.
Korban perjudian online menderita kondisi psikologis seperti perasaan cemas, ketakutan, depresi, isolasi, dan perasaan tidak berdaya. Dia mungkin juga mengalami hubungan sosial yang negatif karena dia meragukan penilaian orang terhadap dirinya.
Dalam penanganan kecanduan korban perjudian online, Rate mengatakan peran keluarga sangat penting agar korban tidak terjerumus ke lubang yang sama lagi.
Dukungan emosional seperti mendengarkan tanpa menghakimi, memberikan dorongan dan memahami masalah mereka dengan kasih sayang dapat membantu pasien merasa diterima dan termotivasi untuk pulih.
Oleh karena itu, keluarga itu sangat kuat, penting, perannya penting untuk membantu pemulihanmu, terutama dukungan emosional yang memahami masalahmu, berusaha untuk tidak menghakimi karena kamu mengerti, dan menyemangatimu akan sembuh, tapi di satu sisi, kamu juga. . Harus tegas, disiplin, dan disiplin,” kata Rate.
Keluarga juga dapat memberikan dukungan teknis dengan berpartisipasi dalam sesi terapi. Selanjutnya, Anda juga dapat mengatur keuangan korban dan memblokir akses terhadap uang perjudian, berhenti membicarakan perjudian, dan mendorong korban untuk melakukan aktivitas aktif seperti berolahraga atau bertani.
Proses rehabilitasi tidak hanya menjadi tanggung jawab pasien saja, namun memerlukan peran aktif keluarga, masyarakat bahkan pemerintah sebagai aparat penegak hukum.