Yayasan Jakarta, Yudhy.Net – Bakri Center kembali menggelar Konferensi Nasional sebagai puncak dari 9 kegiatan University Leaders Program yang bertemakan partisipasi pemuda dalam percepatan pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Indonesia. Kegiatan ini dilaksanakan selama 2 hari pada tanggal 17 – 18 Desember 2013 secara gabungan. Program Campus Leaders Angkatan 9 melibatkan 320 mahasiswa yang bekerja sama dengan 17 lembaga mitra komunitas BCF di 13 wilayah.
Acara tersebut dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan dalam kemitraan Helix Hexa yaitu pemerintah, dunia usaha, akademisi, media dan lembaga sosial yang mewakili masyarakat. Konferensi nasional merupakan ajang diseminasi hasil kegiatan pelatihan internal, pelatihan mandiri dan praktik MSIB yang disajikan dalam bentuk kasus (artikel ilmiah). Scroll untuk informasi selengkapnya, yuk!
Proses ini merupakan hasil pengalaman magang yang ditulis mahasiswa dengan bantuan pembimbing dan pembimbing sehingga dapat diukur hasilnya.
Direktur Eksekutif Yayasan Bakri Center Jimmy Ghani menekankan pentingnya kerja sama antar berbagai sektor dalam mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan, terutama melalui metode hexa-helix yang mencakup enam faktor penting: pemerintah, akademisi, pengelola dunia usaha, masyarakat, dan media. dan siswa
Kami berharap dengan memfasilitasi kolaborasi, program yang melibatkan 17 lembaga mitra di 13 wilayah ini dapat membantu mempercepat pencapaian tujuan SDG, salah satunya di bidang kesehatan dengan fokus pemberantasan TBC. Sebagai batu loncatan, BCF menyelenggarakan konferensi nasional untuk mendorong partisipasi seluruh pemangku kepentingan, termasuk peran sentral mahasiswa. Beliau menyatakan: Kami berharap proses keberhasilan ini dapat menjadi acuan dalam pengambilan kebijakan.
Tuberkulosis (TB) masih menjadi salah satu penyakit yang diperjuangkan hingga saat ini. Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus TBC tertinggi kedua di dunia dengan 969.000 kasus. Tuberkulosis tidak hanya berdampak pada kesehatan, namun juga berdampak pada kondisi ekonomi, sosial, dan psikologis penderitanya.
Dalam pelaksanaan Campus Leaders Program, TB Rangers (mahasiswa pascasarjana) berperan penting sebagai inisiator agar lebih banyak kegiatan dapat dilakukan bersama lembaga mitra BCF yang menjadi wadah implementasi ilmu dan pengalaman.
Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI, Dr. Yudhi Pramono, Mars, Plt. Ia menekankan pentingnya hubungan lintas sektoral, termasuk partisipasi generasi muda sebagai agen perubahan dalam penyebaran informasi akurat tentang tuberkulosis dan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi penuh dalam pencegahan dan pengobatannya. Dalam sambutannya, beliau menyoroti tujuan utama pemerintah untuk menurunkan angka kejadian tuberkulosis di Indonesia.
Dia menambahkan: “Tahun depan, pemerintah berencana melakukan tes tuberkulosis pada satu juta orang, dan kami telah menemukan 721.000 kasus.” Untuk mencapai tujuan tersebut, diperlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk bantuan mahasiswa. Dengan memperkuat kolaborasi antarsektor, kami berharap dapat mengurangi kejadian TBC sebesar 85%. .
Pemaparan tersebut menjadi daya tarik Konferensi Nasional Program Pimpinan Kampus Kelompok 9. Masing-masing lembaga mitra BCF memaparkan pembahasannya pada CLP 9 dengan dihadiri mahasiswa, konsultan, dan dosen manajemen. Barang-barang yang diperoleh juga telah ditinjau dan dinilai oleh para profesor yang menjadi juri. Para juri juga memilih salah satu karya kasus terbaik yang diraih oleh Yayasan Jawa Barat (Trejang) dengan penilaian kasus secara keseluruhan sebesar 90,96. Ini adalah praktik terbaik dari 17 praktik yang disajikan.
Selain laporan, BCF juga menyerahkan serangkaian rekomendasi dari peserta kohort Campus Leader Program ke-8 (semester lalu) yang lolos proses penyaringan kepada perwakilan peneliti independen yang disetujui oleh Kementerian Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan. Teknologi. Magang (MSIB), Swasti Paramita dan Manajer Program Nasional Konsorsium Humas Penabulu STPI, Betty Nababan. Prosiding konferensi nasional ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi yang berguna bagi para pengambil kebijakan dalam mendukung pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia.
Andrey Merdia, Direktur Pendidikan Tinggi dan Iptek Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, menjelaskan: “Pemerintah memerlukan dukungan seluruh lapisan masyarakat, termasuk generasi muda, untuk mencapai hasil yang nyata dan berkelanjutan. Ari Ginanjar memberikan pelatihan perilaku kepada 1.054 mahasiswa PPDS dan PPDSS Universitas Diponegoro, Ketua Program Penelitian Obstetri dan Ginekologi Undip, Dr. Ratnasari Dwi Cahyanti berharap dengan kegiatan ini dapat melahirkan dokter-dokter yang tega dan berkontribusi banyak. Yudhy.Net.co.id 8 Januari 2025