Deepfake Porno Marak, Pemerintah Korsel Dinilai Kurang Serius Cari Jalan Keluar

Deepfake Porno Marak, Pemerintah Korsel Dinilai Kurang Serius Cari Jalan Keluar

Yudhy.Net, JAKARTA — Korea Selatan sedang menghadapi epidemi kejahatan seks digital, di mana ratusan perempuan dan anak perempuan menjadi sasaran melalui gambar seksual palsu yang disebarkan secara online. Menurut Human Rights Watch (HRW), salah satu kelompok yang menyebarkan gambar tersebut diduga memiliki 220 ribu anggota.

Jumlah kasus deepfake yang dilaporkan di Korea Selatan melonjak dari 156 kasus pada tahun 2021 menjadi 297 kasus pada tahun 2024. Heather Barr, Associate Director Divisi Hak-Hak Perempuan di HRW, mengatakan banyak perempuan di Korea Selatan yang merupakan penyintas kejahatan seks digital. Pada tahun 2020, Barr mewawancarai para korban dan beberapa di antaranya mengaku menjadi sasaran menggunakan gambar palsu.

Barr juga menegaskan, masalah ini tidak hanya menimpa perempuan dan anak-anak, tapi juga laki-laki. Barr menceritakan, dirinya pernah mewawancarai seorang pria yang mengalami trauma karena direkam secara diam-diam oleh rekan prianya di ruang ganti rumah sakit tempatnya bekerja. Korban laki-laki akhirnya memutuskan untuk bunuh diri pada tahun 2019.

“Meskipun presiden Korea Selatan telah bersuara mengenai masalah ini minggu ini, selama bertahun-tahun para pemimpin negara tersebut tampaknya mengalami kesulitan memahami dampak yang sangat besar dan seringkali seumur hidup dari kejahatan seks digital dan deepfake,” kata Barr seperti dilansir Straight Halaman manual. Simak, Senin (2/9/2024).

Ia juga mengkritik hakim, jaksa, polisi, dan anggota parlemen di Korea Selatan. Menurut dia, petugas yang sebagian besar adalah laki-laki tidak pernah menanggapi secara serius kasus kejahatan seksual berbasis digital. Faktanya, kekerasan seksual online berbasis gender merupakan masalah yang meningkat secara global, dan terutama tersebar luas di Korea Selatan.

“Perempuan yang mencari bantuan polisi sering kali ditolak, mendapat trauma, dan bahkan diejek. Pemerintah Korea Selatan telah mengatakan selama bertahun-tahun bahwa kejahatan seks digital merajalela dan mematikan. Sudah waktunya bagi mereka untuk menanggapi krisis ini dengan lebih serius,” kata Barr. .

Baru-baru ini Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, memerintahkan tindakan tegas terhadap epidemi kejahatan seks digital yang menargetkan perempuan dan anak perempuan yang tanpa disadari menjadi korban pornografi deepfake. Polisi juga mengatakan bahwa mereka akan mengikuti mereka yang membuat dan mendistribusikan materi tersebut dalam kampanye selama tujuh bulan, dengan penekanan pada mereka yang mengeksploitasi anak-anak dan remaja.

“Video deepfake yang menargetkan individu tidak menentu telah menyebar dengan cepat melalui media sosial. “Banyak korbannya adalah anak di bawah umur, dan banyak pelakunya juga teridentifikasi sebagai remaja,” kata Yoon seperti dilansir The Guardian.

 

 

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *