Yudhy.Net, Jakarta Indeks Harga Saham (IHSG) merupakan salah satu indeks utama yang digunakan untuk mengukur aktivitas pasar di Indonesia. IHSG dikenal sebagai daftar seluruh saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang diluncurkan pada tanggal 1 April 1983 dan menjadi salah satu faktor penting bagi investor dan pelaku pasar. Dengan memasukkan saham biasa dan populer, IHSG memberikan gambaran menyeluruh mengenai kondisi pasar di Indonesia.
Sejak awal berdirinya, IHSG telah mengalami banyak perubahan dan perkembangan. Tanggal dasar penghitungan IHSG ditetapkan pada 10 Agustus 1982 dengan harga dasar 100, yang saat itu hanya terdapat 13 saham. Seiring berjalannya waktu, jumlah emiten bertambah dan IHSG mencatatkan skor tinggi sebesar 7.377,49 pada 15 September 2022. Hal ini menunjukkan bahwa IHSG tidak hanya menjadi indeks pasar tetapi juga sebagai alat untuk mengukur kepercayaan investor terhadap perekonomian Indonesia. .
Mengapa IHSG penting? Indeks ini tidak hanya menunjukkan kinerja pasar saham secara keseluruhan, tetapi juga berfungsi sebagai alat untuk mengukur sentimen pasar. Kenaikan atau penurunan IHSG dapat memberikan sinyal kepada investor mengenai arah investasinya. Oleh karena itu, pemahaman menyeluruh mengenai IHSG sangat penting bagi siapa pun yang ingin berinvestasi di pasar saham Indonesia. Mari mengenal sejarah dan perkembangan IHSG di Indonesia, dilansir Liputan6, Kamis (7/11).
IHSG adalah singkatan dari indeks harga saham, yaitu indeks pasar saham yang mencerminkan harga seluruh saham yang tercatat di BEI.
Dalam konteks ini, IHSG menjadi tolak ukur penting dalam mengukur nilai pasar di Indonesia. Dengan mengumpulkan seluruh jenis indeks, baik tradisional maupun populer, IHSG memberikan gambaran menyeluruh mengenai kesehatan perekonomian dan pasar keuangan Indonesia.
IHSG pertama kali didirikan pada tahun 1983 dan menjadi investor sejak saat itu. Awalnya, data ini didasarkan pada harga dasar yang ditetapkan pada tahun 1982 dengan 13 emiten.
Seiring berjalannya waktu, jumlah emiten yang terus bertambah membuat nilai IHSG bertambah menjadi empat.
Perhitungan IHSG didasarkan pada nilai pasar seluruh saham yang tercatat di BEI. Metode ini dilakukan dengan menghitung harga penutupan per saham dikalikan dengan jumlah saham beredar.
Oleh karena itu, perubahan harga saham akan mempengaruhi nilai IHSG. Perubahan juga dilakukan jika terjadi perubahan besar pada profil investor atau adanya investor baru.
Pada 15 September 2022, IHSG mencatatkan 7.377,49 poin pada hari tertingginya pada 13 September 2022. Data tersebut menunjukkan, meski terjadi perubahan pasar, minat investor terhadap indeks ini masih tinggi. untuk BEI.
IHSG memiliki beragam fungsi investasi utama. Pertama, sebagai indikator sentimen pasar; Ketika ICI menguat, berarti harga saham biasa mengalami kenaikan dan sebaliknya.
Kedua, IHSG juga menjadi benchmark produk investasi seperti reksa dana dan ETF (Exchange Traded Funds). Ketiga, indikator ini membantu investor mengukur manajemen risiko dan kinerja portofolionya.
Pasar ritel Indonesia terus melakukan inovasi dalam pengembangan produk untuk menyikapi pelaku pasar. Saat ini terdapat lebih dari 40 indeks lain selain IHSG yang dirancang untuk memberikan informasi spesifik mengenai sektor perekonomian tertentu. Ini mencakup metrik seperti LQ45 dan IDX30 untuk menganalisis kinerja perusahaan dengan lebih baik.
Dalam beberapa tahun terakhir, teknologi komersial mulai diterapkan di BEI sehingga perhitungan IHSG dapat dilakukan lebih sering dibandingkan sebelumnya. Hal ini bertujuan untuk memberikan informasi nyata kepada investor mengenai perubahan harga saham di pasar.
Aktivitas IHSG dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain kondisi perekonomian, kebijakan pemerintah, laporan keuangan perusahaan besar, dan sentimen global.
Investor dapat menjadikan IHSG sebagai acuan dalam memilih produk investasi seperti reksa dana atau ETF berdasarkan kinerja indeks.
Pemantauan kinerja IHSG penting bagi investor untuk memahami tren pasar dan mengambil keputusan investasi.