Keloid adalah Jaringan Parut Berlebih, Begini Cara Mengatasi dan Pencegahannya
Yudhy.Net, Jakarta Keloid merupakan salah satu jenis bekas luka yang terbentuk secara tidak normal pada permukaan kulit, menonjol, meluas, dan terkadang berwarna merah atau lebih gelap dari kulit di sekitarnya. Bekas luka normal biasanya memudar seiring waktu, namun keloid tumbuh melampaui batas bekas luka aslinya dan biasanya tidak hilang.
Keloid merupakan suatu kondisi yang umum ditemukan pada area seperti dada, bahu, telinga, dan pipi, serta dapat menimbulkan rasa tidak nyaman berupa gatal atau nyeri. Selain gejala fisik, keberadaan keloid juga mempengaruhi penampilan sehingga menurunkan rasa percaya diri penderitanya. Hal ini tentu menimbulkan pertanyaan, apakah keloid bisa dihilangkan atau setidaknya dikurangi agar tidak mengganggu kualitas hidup?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, artikel berikut ini akan menjelaskan lebih lanjut mengenai keloid, penyebab dan berbagai cara efektif untuk mengobatinya. Disarikan Yudhy.Net dari berbagai sumber pada Kamis (31/10/2024).
Keloid merupakan jaringan parut yang memperbesar area bekas luka sehingga tampak lebih besar dan kencang dibandingkan bekas luka aslinya. Kondisi ini tampaknya merupakan respons tubuh yang memproduksi kolagen berlebih selama proses penyembuhan sehingga menimbulkan bekas luka yang semakin membesar dan menonjol.
Keloid bisa muncul dari berbagai macam luka, antara lain bekas jerawat, operasi, luka bakar, tato, tindikan, dan cacar air. Dalam beberapa kasus yang jarang terjadi, keloid bisa muncul tanpa adanya kerusakan sebelumnya, yang disebut keloid spontan.
Meski keloid tidak berbahaya, namun pertumbuhannya yang lambat seringkali mengganggu penampilan dan menimbulkan rasa tidak nyaman seperti gatal atau nyeri. Keloid mungkin terus tumbuh selama 3 hingga 12 bulan. Secara visual, keloid awalnya berwarna merah muda, merah, atau ungu, namun seiring berjalannya waktu menjadi gelap.
Selain itu, teksturnya lebih halus dan lembut dibandingkan kulit di sekitarnya, namun terasa lebih padat saat disentuh. Keloid biasanya muncul pada kulit tipis atau sensitif seperti bahu, dada, pipi, dan telinga, namun bisa juga terjadi pada bagian tubuh lainnya.
Pengobatan keloid pada kulit bisa dilakukan melalui berbagai cara, mulai dari perawatan mandiri hingga bantuan medis. Jika keloid mengganggu penampilan, menimbulkan stres, atau menimbulkan rasa tidak nyaman seperti rasa gatal atau perih yang parah, sebaiknya segera konsultasikan ke dokter untuk mendapatkan diagnosis yang tepat.
Biasanya, dokter melakukan pemeriksaan fisik dan, jika perlu, biopsi kulit untuk memastikan keloid dan menyingkirkan kemungkinan kondisi lain seperti reaksi alergi. Perawatan keloid bertujuan untuk menyembunyikan atau menghilangkan bekas luka yang menonjol.
Berikut ini adalah beberapa metode pengobatan yang umum direkomendasikan. 1. Pengobatan sendiri
Untuk keloid ringan, Anda bisa menggunakan obat penghilang bekas luka yang dijual bebas. Meski hanya efektif pada kasus ringan, namun bisa membantu meratakan keloid yang baru terbentuk. 2. Suntikan kortikosteroid
Dokter seringkali menganjurkan suntikan kortikosteroid untuk mengurangi keloid. Suntikan ini dilakukan secara bertahap untuk memastikan hasil yang maksimal, namun keloid akan tumbuh kembali dalam beberapa tahun. Kombinasi metode lain seringkali diperlukan untuk mencegah kambuhnya keloid. 3. Lembaran silikon
Pada keloid yang baru muncul, lembaran silikon medis dapat digunakan untuk mencegah pertumbuhannya. Silikon juga bermanfaat mencegah munculnya kembali keloid setelah operasi pengangkatan. 4. Operasi pengangkatan keloid
Untuk keloid yang besar dan membandel, dokter mungkin akan melakukan pembedahan untuk mengangkat keloid tersebut, yang terkadang dikombinasikan dengan terapi radiasi untuk mengurangi risiko kekambuhan keloid tersebut. 5. Bedah Krios
Cryosurgery efektif dengan membekukan keloid kecil dengan nitrogen cair sehingga menyebabkan keloid mati dan rontok. 6. Terapi laser
Terapi laser bertujuan untuk memperkecil ukuran dan memudarkan warna keloid, serta menghilangkan rasa gatal. 7. Terapi radiasi
Setelah operasi, terapi radiasi dengan paparan sinar X dapat membantu mengurangi atau menghilangkan jaringan keloid. 8. Terapi ligasi
Jika keloid dapat digulung, benang bedah khusus dipasang untuk mengencangkan secara perlahan dan mengangkat jaringan keloid dalam 2-3 minggu.
Masing-masing cara tersebut memiliki efek yang berbeda-beda tergantung ukuran dan lokasi keloid, sehingga penting untuk berkonsultasi dengan dokter untuk menentukan pengobatan yang tepat.
Penting untuk mencegah munculnya keloid, terutama bagi mereka yang rentan mengalaminya. Berikut beberapa langkah yang dapat membantu mengurangi risiko keloid. 1. Pengolahan nasi
Jika keloid di wajah disebabkan oleh jerawat, obati jerawat tersebut segera setelah muncul agar tidak meninggalkan bekas yang bisa berubah menjadi keloid. Mengobati jerawat sejak dini dapat mencegah tumbuhnya keloid baru. 2. Hindari pisau cukur
Saat mencukur kumis atau jenggot, hindari menggunakan pisau cukur karena dapat menyebabkan luka kecil pada kulit yang dapat memicu keloid. Sebaiknya gunakan gunting dengan hati-hati untuk mengurangi risiko cedera. 3. Hindari tindikan dan tato
Mereka yang rentan terhadap keloid sebaiknya menghindari tindik atau tato pada tubuh dan wajah, karena tindikan atau bekas tato dapat menyebabkan keloid. 4. Konsultasikan sebelum operasi
Jika Anda memiliki riwayat keloid, beri tahu dokter Anda sebelum operasi. Dokter dapat melakukan tindakan pencegahan khusus untuk mengurangi risiko keloid pasca operasi. 5. Segera periksa lukanya
Jika Anda mengalami luka atau memar, segera temui dokter. Perawatan dini dapat membantu mencegah jaringan parut tumbuh menjadi keloid.
Meski keloid bukanlah suatu kondisi yang berbahaya, namun pertumbuhannya dapat memberikan dampak psikologis dan mengganggu kualitas hidup penderitanya. Dengan memahami faktor risiko dan melakukan tindakan pencegahan, Anda dapat mengurangi kemungkinan munculnya keloid di kulit Anda.