Ketika Kolesterol Tinggi Tak Kunjung Turun dengan Pola Hidup Sehat, Harus Bagaimana?

Ketika Kolesterol Tinggi Tak Kunjung Turun dengan Pola Hidup Sehat, Harus Bagaimana?

Yudhy.Net, Jakarta – Meski gaya hidup sehat merupakan langkah terpenting dalam mengatasi kolesterol tinggi, namun ada kondisi tertentu yang mengharuskan penggunaan obat-obatan.

Dokter Spesialis Kardiovaskular dr. Vito A. Damay, SpJP (K), M.Kes, AIFO-K menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh sebelum memutuskan apakah seseorang membutuhkan obat kolesterol seperti statin.

“Jika LDL-nya di atas 220, meskipun dia vegetarian dan rajin berolahraga, diet seperti apa yang dia inginkan?”

Melihat kondisi tersebut, Vito mengatakan kemungkinan diperlukan pengobatan karena faktor genetik. Hal ini juga menunjukkan bahwa kolesterol tinggi tidak selalu dapat diatasi hanya dengan pola makan dan olahraga saja. Genetika dan kolesterol tinggi

Kolesterol tinggi seringkali dikaitkan dengan kebiasaan makan yang tidak sehat. Namun, menurut Vito, faktor genetik juga berperan besar dalam menentukan kadar kolesterol seseorang.

“Saya pernah mempunyai pasien yang seorang vegetarian dan seorang instruktur yoga. “Kolesterol LDL-nya tetap di atas 200. Mungkin karena faktor genetik,” jelasnya.

Dalam kasus seperti ini, perubahan gaya hidup sederhana saja tidak cukup. Penggunaan obat kolesterol, seperti statin, merupakan salah satu pilihan untuk menurunkan kadar LDL dan mencegah komplikasi lebih lanjut, seperti aterosklerosis atau penyempitan pembuluh darah akibat plak. Peran obat dalam pengobatan kolesterol tinggi

Vito menjelaskan, efek statin tidak hanya menurunkan kadar kolesterol, tapi juga menstabilkan plak sehingga mencegah penyumbatan akut.

“Salah satu efek statin adalah stabilisasi plak. “Pada dosis tinggi, seperti atorvastatin 40 mg, peradangan mungkin berkurang,” katanya.

Meski demikian, penggunaan statin bukannya tanpa risiko. Oleh karena itu, dokter harus mempertimbangkan banyak faktor sebelum meresepkannya, termasuk riwayat kesehatan pasien dan kadar kolesterol secara keseluruhan.

 

Kesalahan umum yang sering dilakukan pasien adalah menganggap pengobatan kolesterol sebagai solusi langsung.

Terkadang ada orang yang meminum obatnya sembarangan, misalnya hanya saat merasakan sakit kepala atau nyeri, jelas Vito.

“Obat kolesterol ini adalah obat yang membuat metabolisme kita membaik. Jadi ini bukan obat untuk sakit, untuk demam sehingga setelah diminum kolesterolnya langsung turun dan tidak perlu diminum besok, tidak. tidak perlu bekerja seperti itu lagi,” tambahnya.

Edukasi yang tepat tentang penggunaan obat kolesterol dan pentingnya perubahan gaya hidup merupakan langkah penting dalam mencegah komplikasi. Pasien harus memahami bahwa pengobatan kolesterol memerlukan pendekatan holistik yang mencakup pengobatan, gaya hidup sehat, dan pemantauan rutin.

Meski statin dapat membantu mengendalikan kolesterol, Vito menekankan bahwa perubahan gaya hidup tetap menjadi prioritas.

“Tidak semua orang perlu mengonsumsi statin. Kalau gaya hidup bisa diperbaiki, itu lebih baik,” ujarnya.

Langkah-langkah seperti mengurangi makanan berlemak, menjaga berat badan ideal, dan rutin berolahraga dapat membantu menurunkan kadar kolesterol. Gaya hidup sehat juga memiliki manfaat jangka panjang dalam pencegahan beberapa penyakit kronis lainnya.

 

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *