Yudhy.Net, Kepala Badan Kebijakan Perdagangan Kementerian Perdagangan Jakarta Fajarini Puntodewi mengatakan, perilaku ekspor Indonesia ke negara mitra Free Trade Agreement (FTA) menunjukkan hasil positif karena hampir tidak semuanya ditemukan mengalami peningkatan. Dan. ekspor, tidak termasuk Palestina.
Pasalnya, situasi di Palestina saat ini diwarnai dengan konflik dan konflik jangka panjang yang berdampak pada banyak bidang, termasuk hubungan perdagangan internasional.
Dalam hal ini, meskipun Indonesia menjalin hubungan ekonomi dengan Palestina melalui strategi yang berbeda, namun dampak konflik membuat perdagangan kedua negara belum sekuat negara FTA lainnya.
Fajarini mengatakan, hingga saat ini Indonesia memiliki 11 perjanjian perdagangan bebas dengan berbagai negara. Data menunjukkan lebih dari 85 persen atau hampir 87 persen ekspor Indonesia berasal dari negara mitra perjanjian ini. “Nah kalau dilihat dari angkanya, lebih dari 85 persen ya, hampir 87 persen ekspor kita berasal dari negara mitra yang punya perjanjian perdagangan bebas ini. Lalu, proses ekspor ke negara-negara tersebut semakin meningkat. Ada 11 negara. . semuanya meningkat, kecuali di Palestina,” kata Fajarini dalam diskusi perdagangan di Gambir, Selasa (19/11/2024). Bisnis gratis.
Fajarini menegaskan perjanjian perdagangan bebas merupakan salah satu rencana Indonesia untuk membuka peluang pasar. Keuntungan dari perjanjian perdagangan bebas adalah dapat meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar dunia.
Dengan perjanjian perdagangan bebas, kata dia, tarif bea cukai yang rendah dan akses pasar terbuka menjadi peluang bagi Indonesia untuk mengekspor produk-produk berkualitas tinggi.
Namun selain perjanjian dagang, promosi produk Indonesia di pasar internasional juga menjadi faktor penting untuk memperkenalkan nilai produk lokal.
Oleh karena itu, menurut saya ini adalah perubahan yang baik bagi Indonesia untuk membuka peluang pasar dan negara lain tetap bisa mengakses produk kita. Karena diversifikasi pasar ini indah untuk memperluas dan memperluas produk Indonesia ke seluruh dunia, ujarnya.
Di sisi lain, Indonesia saat ini sedang melakukan berbagai perundingan yang diperlukan untuk memperkuat posisinya di pasar dunia melalui perjanjian perdagangan bebas. Perundingan dengan Uni Eropa (UE) saat ini sedang berjalan dan diharapkan selesai pada kuartal pertama tahun depan atau sebelum akhir tahun ini. Selain itu, Indonesia juga mempunyai hubungan dengan negara lain seperti Peru dan Kanada.
“Saat ini pekerjaan rumah tangga kita di UE, ya di UE, kita harapkan bisa selesai pada kuartal pertama tahun depan atau mungkin akhir tahun ini. Demikian pula dengan diskusi-diskusi lain yang sedang berlangsung, yakni dengan Peru dan Kanada,” tutupnya.
Kementerian Perdagangan (Kemendag) telah merencanakan rencana yang fokus pada peningkatan sektor ekspor untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia yang ingin dicapai Presiden Prabowo Subianto sebesar delapan persen pada tahun 2029.
Direktur Badan Kebijakan Bisnis Kementerian Perdagangan Fajarini Puntodewi mengatakan, mengingat pentingnya ekspor dalam mendorong pertumbuhan ekonomi, Kementerian Perdagangan berencana menetapkan target ekspor yang dapat berkontribusi terhadap pencapaian tersebut.
“Pak Presiden Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia akan menuju Indonesia emas pada tahun 2045, dimana beliau menargetkan pertumbuhan ekonomi sebesar 8 persen. Oleh karena itu, di Kementerian Perdagangan kemudian kami membuat perhitungan jika ingin mendukung tercapainya pertumbuhan ekonomi. sebesar 8 persen,” kata Fajarini pada Gambir Trade Talk di Jakarta, Selasa (19/11/2024).
Menurut dia, untuk mencapai target 8 persen pada tahun 2029, terdapat kebutuhan yang mendesak pada sektor ekspor. Oleh karena itu, Kementerian Perdagangan memutuskan dalam lima tahun ke depan ekspor akan mencapai antara 7 hingga 9,6 persen per tahun.
Angka tersebut mencerminkan keinginan pemerintah untuk memperkuat daya saing Indonesia di pasar global dan menjadikan ekspor sebagai penopang utama pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, target ekspor tahun depan dalam lima tahun ke depan adalah 7,1 persen. Oleh karena itu, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen hingga akhir periode 2029 hingga 8 persen dan pertumbuhan ekspor sebesar 9,6 persen. Oleh karena itu, antara 7 dan 9,6 persen,” ujarnya.
Meski demikian, Fajarini menyadari bahwa mencapai target ekspor ambisius tersebut bukanlah perkara mudah. Indonesia menghadapi banyak tantangan, antara lain perubahan pasar internasional, persaingan dengan negara lain, dan fluktuasi harga komoditas global.
Namun dengan kebijakan yang baik, pengembangan produk berkualitas tinggi untuk meningkatkan efisiensi dunia usaha, Indonesia dapat mencapai jawaban ekspornya.
Fajarini memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia harus mencapai 8 persen pada tahun 2029, dan sektor ekspor akan berperan penting dalam mencapai tujuan tersebut. Pertumbuhan ekspor sebesar 7,1 persen pada tahun 2025, yang diperkirakan akan meningkat menjadi antara 7 dan 9,6 persen dalam lima tahun ke depan, menunjukkan optimisme terhadap komitmen Indonesia untuk memperbaiki situasi perekonomian dunia yang semakin menguat.
“Yah, itu tujuan yang bagus,” tutupnya.