Yudhy Network
Beranda Kesehatan Masalah Infertilitas Jadi Penyebab Pasangan Belum Memiliki Keturunan, Kenali Faktor Risikonya!

Masalah Infertilitas Jadi Penyebab Pasangan Belum Memiliki Keturunan, Kenali Faktor Risikonya!

Yudhy.Net, Jakarta Setiap pasangan suami istri berharap memiliki anak dan keturunan sebagai bagian dari perjalanan hidup mereka. Kehadiran seorang anak membuat hidup semakin berwarna. Sayangnya, tidak semua pasangan bisa beruntung memiliki anak setelah bertahun-tahun menikah terpisah dari situasi masing-masing orang, yang mana akan berbeda-beda. Dalam dunia kesehatan, kondisi yang membuat sulit memiliki anak seringkali dikaitkan dengan masalah infertilitas.

Dokter spesialis obstetri dan ginekologi, subspesialis kesuburan, endokrinologi reproduksi, Dr. Dr. Edo Rezaldy E, Sp.OG, Subsp. FER, SH, MH dari RS EMC Sikarang menjelaskan bahwa infertilitas merupakan suatu kondisi yang umum terjadi di lingkungan kita dan dapat disebabkan oleh laki-laki maupun perempuan. Namun ada pula infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya yang disebut dengan infertilitas idiopatik :

“Umumnya pasangan infertil menjalani proses evaluasi dan pengobatan yang panjang, dan proses ini dapat membebani pasangan infertil secara fisik dan psikologis,” kata dr. Edo Resaldi.

Infertilitas pada pria dan wanita berbeda. Misalnya, bertambahnya usia dapat memberikan pengaruh yang besar terhadap kesuburan wanita.

Dr. Edo Resaldi mengutip sebuah penelitian di Perancis yang menunjukkan 65% wanita berusia 25 tahun hamil dalam waktu 6 bulan, dan 85% kehamilan diketahui pada akhir tahun pertama kemudian setelah 6 bulan 40 pasangan tidak akan hamil, dan setelah satu tahun – 15 pasangan.

“Pasangan berusia 35 tahun ke atas mempunyai peluang hamil pada tahun pertama sebesar 60% dan peluang hamil pada tahun kedua sebesar 85%, dan tidak hamil pada tahun ketiga pernikahan sekitar 15%,” jelasnya pada kategori infertilitas.

Dr. Edo Resaldi menjelaskan kondisi infertilitas secara garis besar terbagi menjadi infertilitas primer dan infertilitas sekunder.

“Jika suatu pasangan telah melakukan hubungan intim secara teratur selama minimal 12 bulan tanpa alat kontrasepsi, namun belum mempunyai keturunan, maka kondisi ini disebut juga dengan infertilitas primer, sedangkan infertilitas sekunder terjadi pada suami dan istri yang sebelumnya telah memiliki anak. Tidak mungkin hamil lagi “setelah satu tahun rutin berhubungan intim tanpa menggunakan alat kontrasepsi,” kata dr Edo Resaldi.

Infertilitas primer menyumbang 21,3% pasangan usia 20-24 tahun yang paling rentan di Indonesia, disusul 16,8% pada usia 25-29 tahun dan 8,2% pada pasangan usia 35-39 tahun dan pengobatan dapat dilakukan setelah 6 bulan menikah.

Sedangkan infertilitas idiopatik adalah pasangan tidak subur yang menjalani pemeriksaan rutin, antara lain tes ovulasi, patensi tuba, dan analisis sperma.

Ada banyak faktor risiko yang dapat menyebabkan kemandulan baik pada pria maupun wanita. Faktor tersebut lebih berkaitan dengan gaya hidup yang tidak sehat dan penggunaan obat-obatan yang berlebihan. Selain itu, olahraga berlebihan juga bisa menyebabkan kemandulan. Dr. Ini adalah faktor risiko umum yang diidentifikasi oleh Dr. Edo Rezaldy E, Sp.OG, Subsp. F.E.R., S.H., M.H

1. Gaya Hidup Alkoholisme mengganggu sel Leydig, mengurangi sintesis testosteron dan merusak membran basal. Konsumsi alkohol berlebihan dapat menyebabkan disfungsi hipotalamus dan kelenjar pituitari.

2. Merokok rokok mengandung zat berbahaya bagi sel telur (kerusakan oksidatif mitokondria), sperma (kerusakan morfologi) dan embrio (menyebabkan keguguran).

3. Konsumsi kafein berlebihan (teh, kopi, minuman bersoda) mempengaruhi kesuburan.

4. Berat. Wanita dengan indeks massa tubuh (BMI) > 29 membutuhkan waktu lebih lama untuk hamil. Penurunan berat badan dan anovulasi pada wanita dengan BMI lebih besar dari 29 dapat meningkatkan kemungkinan hamil. Pria dengan BMI di atas 29 akan mengalami masalah infertilitas.

5. Olah raga Olah raga ringan-sedang dapat meningkatkan kesuburan karena peningkatan aliran darah dan kadar antioksidan Olah raga berat dapat menurunkan Olah raga > 5 jam/minggu misal olah raga untuk pria > 3-5 jam/minggu misalnya aerobik untuk wanita.

6. Stres. Perasaan cemas, bersalah, dan depresi yang berlebihan berhubungan dengan infertilitas, namun belum ada penelitian yang meyakinkan. Teknik relaksasi dapat mengurangi stres dan mengurangi risiko infertilitas.

Sebuah studi tahun 2013 terhadap wanita yang tidak dapat hamil menemukan peningkatan tekanan darah dan denyut nadi karena stres dapat mengurangi aliran darah ke organ panggul.

7. Suplemen vitamin

Pada pria, kelebihan asupan vitamin A dapat menyebabkan cacat lahir seperti cacat kranial, jantung, timus, dan sistem saraf pusat.

Dr. Edo Resaldi menganjurkan agar pasien infertilitas mengonsumsi suplemen yang mengandung vitamin atau asam lemak seperti EPA dan DHA (minyak ikan) karena dapat menghambat aktivasi faktor nuklir kappa B. Vitamin C, ubiquinone Q10, selenium, glutathione, zinc, vitamin B12. 

Kombinasi asam folat dan zinc dapat meningkatkan kepadatan dan morfologi sperma. Vitamin B12 (cobalamin) penting untuk spermatogenesis.

8. Obat-obatan

Spironolakton, sulfasalazine, colchicine, dan allopurinol adalah beberapa obat yang dapat menjadi faktor risiko umum infertilitas.

“Spironolactone dapat menekan produksi testosteron dan sperma. Sulfasalazine bisa diganti dengan mesalamine. Colchicine dan allopurinol dapat menurunkan kemampuan sperma untuk membuahi sel telur.”

Selain itu, tetrasiklin, gentamisin, neomisin, eritromisin, dan nitrofurantoin dalam dosis tinggi mempengaruhi motilitas dan kuantitas sperma, disusul simetidin yang menyebabkan impotensi dan kelainan sperma, serta siklosporin yang menurunkan kesuburan pria.

9. Obat herbal

Mengutip penelitian dari California, konsumsi herbal seperti ginkgo biloba dalam jumlah kecil diyakini dapat menghambat pembuahan, mengubah materi genetik sperma, dan menurunkan viabilitas sperma.

10. Pengaruh radiasi sinar X terhadap pestisida

Beberapa pekerjaan yang melibatkan zat berbahaya dapat mengganggu kesuburan pria dan wanita. Setidaknya 104.000 agen fisik dan kimia yang terkait dengan pekerjaan telah diidentifikasi, namun sebagian besar masih belum diketahui. Panas, radiasi sinar-X, logam dan pestisida mempengaruhi kesuburan.

Secara umum penyebab infertilitas terbagi menjadi faktor wanita dan faktor pria, serta penyebab infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya.

Dr. Edo Resaldi mengatakan, faktor kewanitaan dibedakan menjadi faktor ovarium, faktor tuba, perlengketan panggul, endometriosis, hiperprolaktinemia, dan infertilitas yang tidak diketahui penyebabnya.

Faktor ovarium

Gangguan ovulasi merupakan penyakit yang paling umum terjadi pada wanita infertil. Gangguan ovulasi yang mempengaruhi siklus menstruasi bersifat primer dan sekunder.

Komponen pipa dan baskom

Endometriosis adalah penyebab utama infertilitas tuba dan panggul. Endometriosis menyebabkan peradangan kronis dan kerusakan pada lapisan dalam dan tengah struktur tuba.

Faktor rahim

Kelainan anatomi pada rahim, terutama endometrium, merupakan penyebab paling umum infertilitas pada wanita. Penyebab lainnya termasuk fibroid rahim, polip endoserviks, kelainan anatomi rahim dan vagina, serta infeksi.

Faktor yang tidak diketahui

10% infertilitas wanita disebabkan oleh faktor yang tidak diketahui, dimana anatomi dan fisiologi organ reproduksi serta parameter hormonal normal. Banyak yang terkait dengan faktor psikologis.

Secara umum, infertilitas pria sama dengan infertilitas wanita, penyebabnya bisa bersifat sentral, perifer, atau kedua-duanya.

“Diagnosis infertilitas pria harus dilakukan secara hati-hati, meliputi anamnesis yang menyeluruh, pemeriksaan fisik yang menyeluruh, dan diagnosis yang akurat, yang sangat diperlukan untuk penatalaksanaan infertilitas pria. Selain tes hormon, pemeriksaan fisik pada testis juga harus dilakukan. juga dilakukan untuk mengetahui penyebab infertilitas,” kata dr Edo.

Varikokel dan hidrokel

Varikokel dan hidrokel adalah penyebab paling umum infertilitas pria.

“Evaluasi yang cermat terhadap temuan varikokel dan penatalaksanaan pengobatan varikokel yang tepat bersama dengan tim urologi sangatlah penting,” kata Dr. Edo Resaldi.

Mengatasi masalah infertilitas pria dan wanita merupakan masalah yang memerlukan penanganan yang kompleks dan tepat. Penting untuk memeriksa faktor risiko umum infertilitas pada setiap pasangan, seperti gaya hidup, pola makan, istirahat, pola olahraga, jenis, dan penggunaan obat. Profil Pasangan Infertil:

Jika Anda mengalami kesulitan hamil dan masalah infertilitas, jangan ragu untuk menghubungi dokter spesialis kebidanan-ginekologi. Dr. Edo Rezaldy E, Sp.OG, Subsp. F.E.R., S.H. dan M.H. praktek setiap hari Selasa, Rabu dan Kamis di RS EMC Sikarang.

Untuk informasi lebih lanjut, Anda dapat menghubungi Contact Center Layanan Rumah Sakit EMC di 150-789 atau melalui WhatsApp di 021-29779977.

 

(*)

Komentar
Bagikan:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Iklan