Yudhy.Net Edukasi – Arus informasi yang terus menerus di internet menjadi fokus sekaligus tantangan bagi lebih dari 204,7 juta pengguna internet di Indonesia atau setara dengan 73,7% dari total penduduk. Kehadiran internet, khususnya yang diakses oleh generasi muda yang tumbuh di era digital, menarik perhatian pemerintah akan pentingnya pendidikan karakter di dunia digital.
Workshop online yang mengusung tema “Pendidikan Karakter Generasi Z di Era Digital” menjadi perbincangan hangat segmen pendidikan di wilayah Maluku-Papua saat ini. Fokusnya adalah pada dua pilar utama literasi digital: etika digital dan budaya digital, yang dinilai penting untuk memperkuat kemampuan guru dan siswa dalam menghadapi tantangan dunia digital. Gulir lebih jauh, oke?
Webinar “Lebih Berkemampuan Digital 2024” episode ke-13 berlangsung pada Selasa, 7 Mei 2024 dengan mengangkat tema yang relevan. Tiga narasumber yang berkompeten di bidangnya hadir dalam acara ini, yaitu Descha Muchtar selaku Founder BITSY Community & Digital Marketing Consultancy, Nur Rahma Yenita selaku Dosen Teknik Elektro STTI, dan Putri Masyita sebagai Digital Content Creator. Mereka membahas pilar-pilar penting, termasuk etika digital dan budaya digital, dalam pendidikan karakter generasi Z.
Workshop ini didukung oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Budi Arie Setiadi yang menekankan pentingnya peningkatan literasi digital di Indonesia. Ditegaskannya, kegiatan seperti ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap dunia digital, dengan harapan Indonesia dapat terus meningkatkan indeks literasi digitalnya di mata dunia.
Kementerian Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan webinar gratis ini yang memungkinkan “Digifriends” (sebutan bagi peserta webinar) untuk turut serta meningkatkan pemahamannya terhadap literasi digital. Pendaftaran dilakukan melalui link yang telah disediakan, dan link zoom in serta password dikirimkan melalui email kepada peserta yang mendaftar.
Nur Rahma menjelaskan, Generasi Z memiliki ciri khas tersendiri, yaitu kecenderungan FOMO (Fear Of Missing Out) dan tingkat kecemasan yang tinggi. Melalui pendidikan karakter di era digital, harapannya generasi Z dapat berkembang menjadi individu yang lebih bertanggung jawab, jujur, dan penuh rasa hormat.
“Gen Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1995 hingga 2010. Artinya, Gen Z saat ini berusia antara 13 hingga 28 tahun, bersekolah, kuliah, dan ada pula yang sudah bekerja atau baru menikah. Kelemahan generasi ini antara lain “Lainnya selalu merasa FOMO (Fear of Missing Out) atau tidak menginginkan hal-hal yang sedang populer. saat ini mbak, lebih mudah memiliki tingkat kecemasan dan stres yang tinggi, selain itu Gen Z juga lebih mudah mengeluh dan cenderung memproklamirkan diri,” ujarnya. Nur Rahma
Workshop “Making Digital Capability 2024” diharapkan dapat mendukung transformasi digital Indonesia dengan memberikan pelatihan literasi digital yang komprehensif. Dengan peran aktif siswa dan guru sekolah di wilayah Maluku-Papua dan sekitarnya, Generasi Z diharapkan dapat menjadi tulang punggung bangsa yang kuat dan berintegritas di masa depan. Kemenag Paparkan Kesuksesan Program REP MEQR Mutu Pendidikan Madrasah Kementerian Agama (Kemenag) menggelar rapat koordinasi mengungkap capaian Reformasi Mutu Pendidikan Madrasah (REP-MEQR) di Jakarta. Yudhy.Net.co.id 4 Desember 2024