Rupiah Menguat, Begini Ramalan Bank Dunia Soal Ekonomi RI ke Depan
JAKARTA – Nilai tukar rupiah (kurs alternatif) menguat 12 poin atau 0,08 persen menjadi ditutup pada Rp15.565 pada perdagangan hari ini, dari level pekan lalu sebesar 15.586 per dolar AS. Mengutip data Bloomberg, rupee dibuka melemah pada $15.593 per USD.
Pelaku pasar sedang menunggu sinyal lebih lanjut mengenai suku bunga AS dari serangkaian pembicara Federal Reserve minggu ini, sementara pertaruhan berlanjut pada penurunan suku bunga pada bulan November, kata pengamat pasar uang Ibrahim Asoubi.
“Fokus minggu ini adalah pidato beberapa pejabat Fed, termasuk Presiden Fed Minneapolis Neil Kashkari dan Gubernur Christopher Waller, Senin nanti. Penurunan kecil suku bunga sebesar 25 basis poin diperkirakan terjadi mengingat data tenaga kerja yang disesuaikan dengan inflasi saat ini.” pasar,” kata Ibrahim dalam risetnya, Senin (10/10/2024).
Sentimen terhadap Tiongkok juga terbebani oleh sinyal beragam mengenai stimulus fiskal. Kementerian Keuangan mengatakan dalam pengarahan akhir pekan bahwa pihaknya berencana untuk mengeluarkan lebih banyak pinjaman dan memberikan bantuan keuangan, termasuk bantuan kepada pemerintah provinsi.
Namun laporan tersebut tidak menyebutkan rincian penting mengenai langkah-langkah yang direncanakan, terutama ruang lingkup dan waktunya, sehingga memicu terbatasnya optimisme untuk stimulus lebih lanjut. Beijing mengumumkan serangkaian langkah stimulus fiskal besar pada akhir September untuk mendukung perlambatan pertumbuhan.
Meskipun pada awalnya ada antusiasme terhadap langkah-langkah baru ini, kurangnya rincian yang jelas mengenai implementasinya mengurangi optimisme secara keseluruhan.
Dari sudut pandang domestik, Bank Dunia dan banyak organisasi internasional lainnya sepakat dan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan stabil di lebih dari 5 persen pada tahun 2024 dan 2025.
Meskipun terdapat tanda-tanda perlambatan perekonomian dalam dua kuartal terakhir, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pertumbuhan di atas 5 persen. Sementara tumbuh sebesar 5,11% year-on-year (YoY) pada kuartal I-2024, dan sebesar 5,05% pada kuartal II-2024.
Perkiraan terbaru berasal dari East Asia and Pacific Economic Update edisi Oktober 2024, sebuah laporan yang merevisi perkiraan pertumbuhan ekonomi Indonesia masing-masing menjadi 5 persen dan 5,1 persen pada tahun 2024 dan 2025.
Lebih lanjut, Bank Indonesia (BI) melaporkan utang luar negeri Indonesia akan mencapai USD425,1 miliar pada Agustus 2024, tumbuh pada tingkat tahunan (year/year) sebesar 7,3%. Posisi ULN pada Agustus 2024 juga dipengaruhi oleh pelemahan dolar AS terhadap sebagian besar mata uang global, termasuk Rupee.
Berdasarkan data di atas, rupee pada perdagangan selanjutnya diprediksi akan bergejolak, namun akan kembali ditutup kuat pada kisaran Rp 15.510 – Rp 15.580 per USD.