Rupiah Menguat di Senin Pagi, Tapi Masih di Kisaran 16.000 per Dolar AS

Rupiah Menguat di Senin Pagi, Tapi Masih di Kisaran 16.000 per Dolar AS

Yudhy.Net, Batavia – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat pada awal perdagangan pekan ini. Namun kontroversi kenaikan Pajak Pertambangan (PPN) menjadi 12% menjadi penyebab menguatnya rupiah hari ini.  

Pada Senin (23/12/2024), rupiah yang ditransaksikan terhadap dolar AS di kalangan bank di Belanda menguat 69 poin atau 0,42 persen menjadi 16.153 per dolar AS dari sebelumnya 16.222 per dolar AS.

Analis pasar uang Ariston Tjendra mengatakan anjloknya inflasi Amerika Serikat (AS) telah menstabilkan nilai tukar rupiah.

Output inflasi Indeks Harga Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada bulan November 2024 sebesar 0,1 persen bulan ke bulan (MoM), di bawah kenaikan bulan sebelumnya sebesar 0,3 persen.

“Indeks Harga PCE Inti MoM pada bulan November berada di bawah kenaikan bulan sebelumnya sebesar 0,1 persen (dari sebelumnya) 0,3 persen,” ujarnya seperti dikutip dari Antara. 

Pagi ini, indeks dolar AS juga melemah hingga 107,80, di bawah pergerakan Jumat (20/12) pagi hari yang sebesar 108,49.

Anjloknya indeks dolar AS terjadi setelah turunnya data pertumbuhan AS yang dirilis pada Jumat sore (20/12).

Reaksi dolar AS terhadap hasil data pertumbuhan AS bisa saja berdampak pada penguatan rupiah hari ini, kata Ariston.

Di sisi lain, komentar negatif terhadap rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) hingga 12 persen dinilai berpotensi menurunkan relatif kekayaan masyarakat dan memberikan sentimen negatif terhadap pergerakan rupiah saat ini.

Potensi penguatan rupiah hari ini sekitar 16.100 dengan potensi resistensi di kisaran 16.200, ujarnya.

 

Bank Indonesia (BI) menyatakan aliran modal asing masuk pada minggu ketiga Desember 2024. Jika dihitung dari awal tahun 2024, laporan tersebut mengungkapkan masih banyak aliran modal asing yang masuk ke Indonesia.

Direktur Eksekutif Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso menjelaskan berdasarkan data transaksi 16-19 Desember 2024, nonresiden mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp 8,81 triliun.

“Non residen mengungkapkan penjualan bersih sebesar Rp 8,81 triliun yang terdiri dari penjualan bersih Rp 3,67 triliun di pasar saham, Rp 4,43 triliun di pasar SBN, dan Rp 0,71 triliun di Bank Indonesia Rupiah Sekuriti (SRBI),” kata Ramdan. dikutip dari situs resmi Bank Indonesia, Minggu (22/12/2024).

Ramdan menambahkan, pada tahun 2024, sejak tanggal setelmen hingga 19 Desember 2024, nonresiden mencatatkan beli bersih di pasar saham sebesar Rp 17,45 triliun, di pasar SBN sebesar Rp 37,81 triliun, dan di pasar SBN sebesar Rp 171,97 triliun.

“Bank Indonesia terus berkoordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal perekonomian Indonesia,” jelas Ramdan.

Premi CDS Indonesia tenor 5 tahun pada 19 Desember 2024 sebesar 75,79 basis poin, naik dibandingkan 13 Desember 2024 sebesar 71,81 basis poin. Sedangkan rupiah dibuka pada Rp16.290 per dolar AS dan imbal hasil SBN tenor 10 tahun stabil di level 7,07 persen.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *