Siap-Siap, Peringatan Dini Soal Bencana Bakal Muncul di Layar TV
Yudhy.Net, Nusa Dua – Kementerian Komunikasi dan Informatika resmi meluncurkan sistem informasi bencana baru bernama EWS (Early Warning System) melalui siaran televisi digital.
Sesuai dengan namanya, EWS baru ini menggunakan siaran televisi digital untuk mengingatkan masyarakat saat terjadi bencana. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari kegiatan sebelumnya yang menyampaikan informasi bencana kepada masyarakat melalui pesan singkat.
Menurut Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arieh Setiadi, sistem tersebut akan menyediakan jangkauan televisi digital kepada sekitar 76 persen penduduk Indonesia. Informasi bencana kemudian didistribusikan berdasarkan kode pos daerah yang terkena dampak.
Dengan kata lain, informasi mengenai bencana tersebut tidak akan ditayangkan di mana pun selain di siaran televisi digital hanya di wilayah yang terkena dampak.
Sistem tersebut juga memberikan informasi langsung dari organisasi pendeteksi dini bencana dan menginterupsi acara yang sedang ditonton masyarakat dan menayangkannya di layar TV digital, jelas Menkominfo.
Tiga tingkat peringatan akan ditampilkan kepada publik: Peringatan, Peringatan dan Peringatan. Setiap tingkat kewaspadaan bervariasi tergantung pada sifat bencana.
Sinyal marabahaya kemudian ditampilkan sebagai notifikasi di bagian bawah layar televisi digital masyarakat selama 30 detik. Namun, terutama dalam keadaan waspada, peringatan akan dikeluarkan, semua televisi akan dimatikan, dan masyarakat dapat segera mengungsi.
Sebelum diluncurkan, Cominfo melakukan uji coba TV digital EWS dengan seluruh penyelenggara layanan multipleks (MUX), penyelenggara TV digital dan STB dengan dukungan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, BMKG, BNPB, PVMBG dan BPDB.
Sementara Kementerian Komunikasi dan Informatika telah mengembangkan EWS melalui televisi digital mulai tahun 2021 dan seterusnya. Setelah siaran televisi analog dihentikan, digantikan oleh siaran televisi digital.
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) resmi meluncurkan DPIS (Sistem Informasi Pencegahan Bencana/Disaster Information Enhancement System) EWS (Early Warning System) bekerjasama dengan Bali melalui penyiaran televisi digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arieh Setiadi mengatakan keberadaan kedua sistem ini merupakan salah satu solusi untuk memperkuat layanan informasi kebencanaan Indonesia.
“Kita menyaksikan intensifikasi pencegahan dan mitigasi bencana di Indonesia,” kata Menkominfo pada acara peluncuran siaran televisi digital DPIS dan EWS di Kuta, Padang, Bali, Senin (23 September 2024).
Menkominfo menjelaskan, DPIS merupakan langkah menuju peramalan dan pengembangan sistem distribusi informasi bencana secara cepat dan akurat dengan hibah dari pemerintah Jepang.
DPIS sendiri diperuntukkan bagi kementerian dan lembaga yang menangani bencana. Sehingga mereka bisa mendapatkan informasi bencana melalui popup notifikasi, web push notifikasi dan email.
Selain itu, sistem dapat menerima informasi bencana secara langsung sehingga sangat berguna bagi petugas dan masyarakat yang bekerja di lokasi kecelakaan. Tidak hanya di tingkat pusat, namun juga di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
Sachiko Takeda, Direktur Japan International Cooperation Agency (JICA) Kantor Indonesia juga menghadiri upacara pembukaan. Dikatakannya, DPIS sendiri merupakan bentuk kerja sama JICA dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika yang telah diluncurkan pada tahun 2019.
“DPIS melakukan konsolidasi penyampaian informasi kebencanaan, stabilisasi komunikasi, dan percepatan penyampaian informasi kebencanaan kepada masyarakat,” jelas Sachiko.
DPIS berharap dapat mengurangi dampak dan kerusakan bencana sekaligus meningkatkan keselamatan masyarakat.
Sedangkan EWS Digital TV Broadcasting merupakan sistem penyebaran informasi bencana melalui siaran TV digital. Ini merupakan perpanjangan dari sistem EWS, yang sebelumnya tersedia sebagai SMS massal.
Menurut Menkominfo, sistem EWS yang memanfaatkan jangkauan layanan televisi digital ini mampu menjangkau sekitar 76 persen penduduk Indonesia. Sistem kemudian akan memberikan informasi langsung dari lembaga deteksi dini bencana.
“Juga diputar di layar TV digital sehingga mengganggu acara yang sedang ditonton masyarakat,” kata Menkominfo.