Yudhy.Net, Jakarta – Docotel Teknologi menggelar acara lari Health DocoRun. Kehadiran event lari 5K dan 10K ini bertepatan dengan meningkatnya kesadaran akan gaya hidup sehat pascapandemi yang banyak dipromosikan melalui media sosial.
DocoRun akan diselenggarakan pada hari Minggu 18 Agustus 2024 di QBIG BSD City, Tangerang. Menariknya, berbeda dengan event lari lainnya, peserta diberikan perasaan seperti asisten digital yang mencapai garis finis bersama para pelari.
Penggunaan teknologi secara aktif sudah terdengar saat ada sesi tanya jawab dengan penyelenggara dan asisten CEO Docotel, robot AI, pada konferensi pers tentang acara yang sedang berlangsung.
Sekadar informasi, pendaftaran acara berkelanjutan ini dibuka mulai 15 Maret 2024 melalui website www.docorun.id.
CEO Docotel Technology Group Nico Amon mengatakan Docoran menargetkan 5.000 peserta dari berbagai industri.
Mengobrol dengan robot dan asisten yang bekerja sambil berlari
CBO Teknologi Docotel Yudis Tuasamu mengatakan, acara tersebut terselenggara berkat pelanggan Docotel Group, salah satunya AI Rudder yang menampilkan percakapan dengan robot AI.
Docotel menawarkan beragam pengalaman berlari kepada peserta, salah satunya adalah asisten digital yang ditemui para pelari selama acara.
“DocoRun bukan sekadar olahraga, tetapi cara untuk membangun komunitas lari yang sehat dan memberikan pengalaman unik serta asisten digital kepada peserta saat berlari,” kata Nico Amann.
Sementara itu, ketika kita berbicara tentang AI, AWS (Amazon Web Services) baru saja merilis sebuah studi baru yang menunjukkan bahwa ketika kecerdasan buatan dimanfaatkan sepenuhnya, maka pekerja Indonesia yang memiliki keterampilan dan keahlian di bidang AI diharapkan dapat memperoleh gaji yang lebih tinggi. Lebih dari 36 persen.
Sementara itu, pekerja di sektor teknologi informasi dan penelitian dan pengembangan akan menerima kenaikan upah terbesar. Untuk studi ini, AWS bekerja sama dengan Access Partnership untuk melakukan studi regional.
Studi bertajuk Accelerating AI Skills: Preparing the Asia-Pacific Workforce for the Jobs of the Future ini mencakup lebih dari 1.600 pekerja dan 500 perusahaan di Indonesia.
Selain kenaikan gaji yang besar bagi pekerja Indonesia, 98 persen pekerja berharap keterampilan AI mereka akan berdampak positif pada karier mereka.
Dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (11/3/2024), beberapa dampak positifnya antara lain peningkatan efisiensi, minat pengembangan intelektual, dan percepatan kerja.
96 persen pekerja Indonesia telah menyatakan minatnya untuk mengembangkan kemampuan AI untuk mempercepat pekerjaan mereka. Ketertarikan ini dapat dilihat pada banyak generasi.
97 persen Generasi Z, 98 persen Milenial, dan 93 persen Generasi X menginginkan keterampilan di bidang AI. 75 persen generasi baby boomer mengatakan mereka akan mengikuti kursus peningkatan AI jika ditawarkan.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa masyarakat secara keseluruhan mendapat manfaat dari peningkatan produktivitas, yang berdampak pada kenaikan upah bagi pekerja terampil,” kata Abhinet Kaul, direktur Access Partnerships.
Perubahan AI yang terjadi di seluruh Indonesia juga dikatakan luar biasa. Hampir semua perusahaan memperkirakan bahwa mereka akan menjadi organisasi yang didukung AI pada tahun 2028.
Sebagian besar perusahaan (98 persen) percaya bahwa departemen TI mereka akan mendapatkan manfaat paling besar. Namun bukan hanya itu saja, penelitian dan pengembangan, operasional bisnis, penjualan dan pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, dan departemen hukum juga diharapkan dapat memperoleh manfaat serupa.
Survei ini menunjukkan bahwa kecerdasan buatan telah menarik perhatian masyarakat umum dalam setahun terakhir. Teknologi ini telah mengubah dunia kerja di Indonesia.
98 persen perusahaan dan karyawan yang disurvei memperkirakan bahwa mereka akan menggunakan alat produktivitas AI dalam pekerjaan mereka dalam lima tahun ke depan.
82 persen perusahaan menyoroti peningkatan kreativitas dan inovasi sebagai manfaat utama AI untuk manufaktur, 78 persen mengatakan teknologi ini meningkatkan efisiensi, dan 70 persen mengatakan teknologi ini mengotomatiskan tugas-tugas yang berulang.
“AI Generatif menawarkan peluang yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk mentransformasi bisnis di seluruh Indonesia, dan penelitian ini menunjukkan bahwa keterampilan AI sangat penting bagi angkatan kerja di masa depan,” kata Emmanuel Pillai, kepala Pelatihan dan Sertifikasi AWS ASEAN.