Wajib Tahu! Ini Bahaya Tersembunyi dari Nasi Telur Kecap Siram Minyak Jelantah

Wajib Tahu! Ini Bahaya Tersembunyi dari Nasi Telur Kecap Siram Minyak Jelantah

Yudhy.Net, Jakarta – Nasi telur kecap menjadi salah satu masakan favorit banyak orang. Perpaduan nasi putih panas, telur goreng dan kuning telur setengah matang, serta gurihnya minyak goreng dan kecap manis membuat masakan ini tak hanya nikmat, tapi juga menggugah selera. Namun dibalik selera yang baik terdapat bahaya yang perlu Anda waspadai. Apa gunanya minyak goreng?

Minyak jelantah adalah minyak goreng yang telah digunakan berkali-kali pada saat menggoreng makanan. Pada dasarnya minyak ini memiliki rasa gurih yang khas sehingga membuat masakan seperti nasi telur kecap semakin nikmat. Namun tahukah Anda bahwa minyak yang digunakan untuk memasak menimbulkan risiko kesehatan yang serius? Apa saja risiko minyak goreng?

Penggunaan minyak jelantah atau minyak jelantah secara berulang-ulang atau sembarangan dapat menimbulkan berbagai risiko kesehatan. Berikut beberapa risiko besar minyak jelantah seperti dikutip dari situs LPPOM per Senin 16 September 2024: 1. Terbentuknya zat penyebab kanker

Pemanasan minyak goreng secara berulang-ulang dapat melepaskan karsinogen, senyawa berbahaya penyebab kanker. Menurut Profesor Dr. Menurut Ir Sedarnawati Yasni M.Agr dari IPB University, memanaskan minyak di atas 170°C hingga 200°C dapat meningkatkan risiko terbentuknya zat-zat tersebut. Oleh karena itu, meski nasi telur kecap enak, Anda tetap harus mewaspadai potensi risikonya. 2. Lemak trans menyebabkan penyakit

Jika minyak goreng dipanaskan berkali-kali, struktur lemak tak jenuh bisa berubah menjadi lemak trans. Lemak trans diketahui menyebabkan berbagai penyakit berbahaya seperti obesitas, diabetes, dan penyakit jantung. Akumulasi lemak trans dalam tubuh dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. 3. Sarang radikal bebas

Minyak jelantah dapat mengandung radikal bebas yang dapat merusak sel-sel tubuh dan meningkatkan risiko kanker dan penyakit degeneratif. Jika Anda mengonsumsi makanan yang digoreng dengan minyak bekas, radikal bebas tersebut dapat masuk ke dalam tubuh dan memperburuk kesehatan Anda.

 

Selain risiko kanker dan lemak trans, minyak goreng dapat menyebabkan lemak menumpuk di pembuluh darah sehingga menyebabkan obesitas, diabetes, dan penyakit jantung.

Sebuah studi yang dilakukan oleh University of the Basque Country di Spanyol menemukan bahwa minyak yang digunakan mengandung senyawa aldehida organik, yang kemungkinan besar bersifat karsinogenik. Artinya, risiko penyakit degeneratif seperti penyakit Alzheimer dan Parkinson juga bisa meningkat.

 

Menurut Suzanne Fisher RD, sebuah artikel tinjauan kesehatan medis, kebanyakan orang dewasa yang sehat sebenarnya dapat menikmati satu hingga dua butir telur per hari, atau hingga tujuh butir per minggu. Telur kaya akan manfaat kesehatan sehingga layak disebut sebagai makanan super.

Menurut informasi dari Mayo Clinic Health System, telur merupakan sumber protein, vitamin, dan mineral yang sangat baik. Relatif rendah kalori dan lemak jenuhnya, telur menyediakan vitamin A, D, B12 dan kolin – nutrisi penting untuk berbagai tahap metabolisme tubuh.

Satu atau dua butir telur sehari umumnya aman, namun mengonsumsi telur dengan makanan tinggi garam, lemak jenuh, dan minyak seperti minyak jelantah bisa berdampak buruk bagi kesehatan jantung.

 

Jangan lupa, pembuangan minyak jelantah sembarangan juga dapat merusak lingkungan. Seperti dikutip dari Waste4Change, cara pembuangan yang benar antara lain: 1. Simpan dalam wadah tertutup rapat.

Simpan minyak jelantah dalam wadah tertutup rapat, misalnya botol atau toples, di tempat sejuk dan kering. 2. Gunakan program daur ulang

Banyak kota telah menggunakan program daur ulang minyak. Di Jabodetabek, Anda bisa mengirimkan oli bekas dengan aman menggunakan layanan Waste4Change. 3. Jangan membuangnya ke wastafel atau ke lantai.

Membuang oli bekas ke selokan atau ke dalam tanah dapat menyumbat saluran air dan mencemari lingkungan. Harap membuangnya dengan cara yang benar.

Comments

No comments yet. Why don’t you start the discussion?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *